Cegah Depresi Sosial Melalui Long Island Crisis Center – Long Island Crisis Center adalah organisasi publik yang menyediakan layanan dan program 24/7, gratis, berkualitas tinggi, rahasia dan tidak menghakimi untuk mendukung dan memberdayakan penduduk Long Island pada masa-masa kritis dalam kehidupan masing-masing. Long Island Crisis Center (LICC), sebuah lembaga nirlaba, 501 (c) (3), yang didirikan pada tahun 1971 dan telah ada sejak saat itu melayani warga dengan hotline selama 24 jam sehari / 7 hari seminggu / 365 hari, dari mulai pencegahan bunuh diri dan intervensi pada depresi dan krisis personal. Dalam empat puluh dua tahun, ini mereka telah berkembang dari satu jalur ke enam jalur hotline. Programnya dikelola sepanjang waktu oleh konselor sukarela.
Konselor relawan akan dapatkan pelatihan selama sembilan bulan, sehingga mereka bisa mempersiapkan diri untuk menangani segala jenis permintaan bantuan dari warga yang membutuhkan. Mulai dari orang yang mengaku ingin bunuh diri, mereka yang ingin lepas dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang, atau orang yang bangkrut alami kehancuran finansial, juga penyalahgunaan hubungan, KDRT dan lainnya. LICC akan menanggapi “Siapa Saja, Kapan Saja, Masalah Apapun.”
Setiap tahun, LICC merespons lebih dari 11.000 panggilan, entah lewat telepon hotline, situs online, live chat, SMS, ponsel atau konseling langsung. Layanan dua bahasa saat ini juga tersedia di hotline telepon. LICC saat ini merangkul nilai-nilai inti yang menjadi panduan kerja agar bisa memberikan layanan kepada semua pemangku kepentingan masyarakat, secara lebih baik, di antara nilai itu:
• Ketepatan waktu. Orang yang dalam krisis tidak bisa menunggu, jadi LICC akan segera menanggapi semua panggilan serta segera berikan bantuan.
• Integritas. Semua kegiatan agensi – internal dan eksternal – dipandu oleh standar profesional dan etika yang tinggi sekaligus meresapi komitmen agar tetap unggul.
• Menghormati. Semua layanan kepada korban yang sensitif tersedia secara rahasia dan tanpa syarat. LICC sangat menghargai martabat warga yang LICC temui – klien, relawan, penyandang dana, donor, staf, kolega, dan pemangku kepentingan lainnya. Nilai ini berlaku dalam tiap interaksi, termasuk komunikasi intra-staf, dewan / staf, dan staf / relawan.
• Transparansi. Kejelasan, keterbukaan dan akurasi adalah elemen penting dari akuntabilitas. LICC. Transparansi penuh adalah mutlak dalam semua transaksi keagenan. Ini termasuk masalah akuntansi, laporan keuangan, kebijakan SDM, kontrak vendor, penatagunaan donor, alokasi sumber daya serta semua komunikasi internal – eksternal.
• Inovasi. LICC berkomitmen menyediakan program dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan. Tidak menahan diri dalam memanfaatkan teknologi terbaru serta berikan pendekatan yang sesuai dengan budaya klien, untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang dan mencapai layanan berkualitas tinggi, berpusat hanya semata pada klien, sebagai core misi LICC.
• Pemberdayaan. LICC membantu populasi yang paling terpinggirkan dan telah kehilangan hak bersuara di masyarakat. Para imigran, kaum minoritas, seperti muslim, hindu, buddha, yahudi, LICC akan mengadvokasi dengan – dan untuk – mereka. LICC bersedia mengambil risiko, baik secara politik maupun finansial, agar semua orang memiliki layanan yang setara dan sesuai.
Awal dari LICC adalah Pride for Youth (PFY) yang didirikan pada tahun 1993 untuk melayani aspirasi anak muda, lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer / interoging (LGBTQ), beserta keluarga mereka. Karena tingginya bunuh diri dari kelompok marginal ini, sehingga sangat jelas bahwa populasi kaum marginal, memiliki risiko lebih besar dalam upaya bunuh diri atau KDRT (penelitian menunjukkan bahwa mereka berisiko empat kali lebih besar untuk bunuh diri daripada korban lain) .
Setelah PFY menjadi LICC, programnya tetap sama, yakni memberikan layanan gratis: konseling individu, keluarga dan kelompok untuk para pemuda dan pemudi, dari usia 13 hingga 26 tahun; layanan kesehatan seksual untuk menyediakan tes dan pendidikan tentang HIV / PMS dan kehamilan yang tidak diinginkan; mendorong peluang kepemimpinan pemuda di komunitas; pendidikan kepada anak muda gay/biseksual/transgender serta dukungan pada komunitas minoritas yang terkucilkan akibat serangan 9/11 dalam hal ini, minoritas Arab serta muslim umumnya.